Dia, Si Wanita itu Dia berjalan di antara ruang yang kosong, menempelkan senyum di dinding hampa. Hidupnya kosong, tapi tangannya sibuk mengisi kosong yang bukan miliknya. Dia memberi, memberi, memberi— hingga tangannya lelah, hingga hatinya terasa seperti beton. Tapi dia terus mengisi, karena takut, bahwa jika ia berhenti, kosong itu akan menelan semuanya. Dia wanita dewasa. Diam. Keras. Hampa. Tapi di setiap kekosongan yang disentuhnya, ada keajaiban kecil: sesuatu yang tidak pernah kosong lagi
Postingan
Menampilkan postingan dari September, 2025
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kupu-Kupu di Lampu Sorot Ia lahir dari kepompong sunyi, sayapnya lembut tapi bercahaya. Setiap gerak adalah tontonan, setiap senyum adalah bisik yang dicemburui. Orang menatap, menilai, menaruh jari-jari di udara, mencoba menangkap keindahannya seperti burung menangkap bayangan matahari. Ia terbang di lampu sorot, terbakar oleh pandangan yang iri, namun tetap menari sayapnya yang rapuh menjadi perisai, cahaya yang menerpa menjadi mahkota. Di malam sepi, ketika lampu padam, ia kembali ke kepompongnya sendiri, menunggu metamorfosa berikutnya: menjadi cantik lagi, tapi tetap tak bisa dimiliki siapa pun.