artikel IMPLEMENTASI KONSEP TAMANSISWA DI TENGAH ERA KEBEBASAN PUBLIK
IMPLEMENTASI KONSEP TAMANSISWA
DI
TENGAH ERA KEBEBASAN PUBLIK
Ayu Setya Wardhani
2017 011 063
Psikologi
Tamansiswa selalu menjadi tolok ukur
dalam penerapan kurikulum pendidikan di Indonesia, karena konsepnya yang dirasa
sangat tepat dalam menanggapi permasalahan pendidikan di Indonesia selama ini.
Artinya bahwa Tamansiswa mempunyai konsep yang tidak hanya dijadikan sebagai
pedoman pendidikan saja melainkan perlu untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa dalam menanggapi arus globalisasi
sekarang ini.
Globalisasi tidak hanya menjelajah satu
bidang saja melainkan banyak bidang diantaranya ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan, politik dan bidang lainnya. Tentu dengan kondisi yang tidak siap
terbuka dengan adanya pengaruh globalisasi akan mengalami keterpurukan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kondisi ini sungguh
memprihatinkan karena mengancam nilai-nilai karakter bangsa Indonesia yang
selama ini selalu menjadi identitas bangsa ini.
Arus globalisasi itu sendiri sebenarnya
mempunyai nilai plus dan minus terhadap kebebasan publik tetapi
jika tidak di antisipasi akibatnya akan seperti sekarang ini, yaitu terlalu over dalam berpendapat, gaya hidup yang
kebarat-baratan, tidak mencintai produk dan budaya negara sendiri, pembangunan
hotel/apartemen dimana-dimana, menggunakan kurikulum pendidikan negara lain,
meningkatnya tindakan kriminalitas di kalangan remaja dan masih banyak lagi.
Menanggapi
permasalahan tersebut, Tamansiswa mempunyai cara sendiri dalam menghadapi arus
globalisasi yang berdampak pada kebebasan publik. Konsep Tamansiswa selalu
mengedepankan anti kekerasan dan juga mengedepankan pendidikan karakter. Konsep
tersebut mengajarkan bagaimana kita bisa memerdekakan diri sendiri dan tentu
saja merdeka untuk rakyat, bangsa, dan negara. Salah satu konsep yang paling
dikenal yaitu momong, among, dan ngemong
yang kemudian dikembangkan menjadi Trilogi Kepemimpinan di Tamansiswa yang
sekaligus diterima sebagai prinsip kepemimpinan bangsa indonesia adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
Karsa, dan Tut Wuri Handayani.
Konsep
Among
Among
adalah membimbing anak dengan penuh kecintaan dan mendahulukan kepentingan sang
anak. Dengan demikian anak dapat berkembang menurut kodratnya. Dengan
menggunakan dasar kekeluargaan dalam sistem among hubungan antara guru dan
murid sangat erat. Sifat keluarga itu sendiri mengandung unsur : cinta
mencintai sesama anggota keluarga, sesama hak dan sesama kewajiban, sikap
toleran dan tidak ada nafsu menggantungkan diri dan merugikan orang lain, dan
kesejahteraan bersama (Soeratman, 1985: 119).
Konsep
Dasar Pendidikan
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha berarti
seorang pendidik berdiri didepan dan mampu memberi teladan yang baik kepada
anak didiknya untuk menjaga tingkah lakunya.
b. Ing Madya Mangun Karsa berarti
seorang pendidik ketika berada ditengah harus mampu membangkitkan semangat dan
memberikan arahan-arahan yang membangun.
c. Tut Wuri Handayani
berarti seorang pendidik ketika berada dibelakang, mengikuti dan mengarahkan
anak didik supaya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Salah satu prinsip yang ada dalam konsep
Tamansiswa yaitu Ngandel, Kandel, Kendel,
dan Bandel yang artinya mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang percaya
diri dan berani dalam memperjuangkan hak-hak kita tanpa pantang menyerah dan
tidak ketinggalan pula asas pancadarma Tamansiswa yang mendukung kiat-kiat
menghadapi era globalisasi yaitu adanya Asas Kemerdekaan (disiplin), Asas
Merdeka (mampu berdiri sendiri), Asas Kodrat Alam (berkembang dengan
sewajarnya), Asas kebudayaan (selalu membawa kebudayaan bangsa disetiap
perubahan zaman), Asas Kebangsaan (bersatu dan menuju kebahagiaan hidup lahir
dan batin seluruh bangsa).
Dari uraian diatas dapat
diimplementasikan konsep Tamansiswa di tengah era kebebasan publik yaitu bangsa
harus menanggapi permasalahan disetiap perubahan zaman secara kontekstual
(dapat dilogika), konstruktivis (mengamati dengan seksama dan memberi
pertolongan jika perlu), kooperatif, dan memecahkan masalah secara
bersama-sama.
Dengan
demikian konsep Tamansiswa sebagai landasan pendidikan dan karakter bangsa
Indonesia harus mampu menjadi tameng
dalam menghadapi kebebasan publik. Jika konsep tersebut dapat diimplementasikan
dengan sepenuh hati maka pendidikan dan karakter bangsa dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara akan tetap aman ataupun sebaliknya.
Komentar
Posting Komentar