MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak (Taraf kecerdasan, Konsep diri, dan Kontrol diri)


MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
(Taraf kecerdasan, Konsep diri, dan Kontrol diri)




Nama Kelompok 3 :
Nurvidya Hana Safitri 2017011001
Azalea Lastania Sally 2017011033
Ayu Setya Wardhani 2017011063


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2018

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini  yang membahas mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak (taraf kecerdasan, konsep diri, dan kontrol diri) Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Psikologi Pendidikan kami  mencoba memberikan suatu pemahaman yang berguna untuk pembaca. Serta mengembangkan minat untuk mempelajarinya.
             Harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi  mahasiswa/i  yang mudah-mudahan berkenan di hati ibu selaku dosen mata kuliah psikologi pendidikan. kami  menyadadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna maka dari itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini.




















Perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.
Contoh : bertambah sempurna kepribadian, pikiran, pengetahuan dan sebagainya.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif, sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan. Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran dan struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan fisik. Selain dari pengertian di atas, pertumbuhan dapat didefinisikan pula sebagai perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri individu yang sehat dalam fase-fase tertentu. Hasil dari pertumbuhan ini berupa bertambah panjang tulang-tulang terutama lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badan serta makin bertambah sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf.
Pertumbuhan ini akan terhenti setelah adanya maturasi atau kematangan pada diri individu. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan. Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan-urutan perubahan yang bersifat sistematis, dalam arti saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh,. anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf  dan diberi latihan oleh orang tuanya.
Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil danmembaca bentuk huruf. Selain itu perubahan juga bersifat progresif, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Contoh, perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana berkembang ke arah yang lebih kompleks Berkesinambungan merupakan ciri lain dari perubahan yang terjadi, artinya perubahan itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak bersifat meloncat-loncat atau karena unsur kebetulan. Contoh, agar anak mampu berlari maka sebelumnya anak harus mampu berdiri dan merangkak terlebih dahulu.
Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilaku baru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut Soetjiningsih (2012) faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara umum digolongkan menjadi dua yaitu:
Faktor Internal
1.      Faktor genetik/hereditas
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
2.      Ras
Ras suatu bangsa mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pertumbuhan anak Indonesia berbeda dengan pertumbuhan anak dari Amerika atau Arab karena rasnya berbeda.
3.      Jenis kelamin
Jenis kelamin menentukan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak laki-laki cenderung lebih lambat tumbuhnya saat sebelum pubertas. Namun setelah pubertas, anak laki-laki akan tumbuh sangat cepat dan mengalahkan pertumbuhan anak perempuan.
Faktor eksternal
1.      Faktor kebutuhan dasar
Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu. Kebutuhan dasar tersebut meliputi tiga macam yaitu asah, asih dan asuh.
2.      Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghabatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar faktor faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal) meliputi: gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin/ zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas dan anoksia embrio(Soetjiningsih, 2012).
Kemudian faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal). Faktor postnatal secara umum digolongkan menjadi empat, yaitu: lingkungan bilogis meliputi ras suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon. Hal ini ditandai dengan anak yang terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya bangsa Eropa memiiki kecendrungan lebih besar atau tinggi daripada bangsa Asia cenderung lebih pendek dan kecil (Hidayat, 2005).
Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan perkembangan anak adalah faktor kebutuhan dasar. Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetis, heriditer, dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu. Menurut Soetjiningsih (2000) dalam Nursalam, Susilaningrum, &Utami (2005) kebutuhan dasar tersebut meliputi tiga macam yaitu asuh,asih dan asah
Sifat-sifat perkembangan anak
Perkembangan pada setiap manusia itu sangatlah progresif (maju), sistematis dan berkesinanbungan. Perkembangan tersebut dimulai dari lahirnya manusia sampai manusia tersebut meninggal. Adapun sifat- sifat di atas sangatlah berhubungan pada perkembangan manusia, karena manusia itu mengalami perubahan-perubahan yang bersangkutan dari fisik dan psikis.
1.      Sistematis: adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara organ satu pada organisme (fisik-psikis) yang lain, dan merupakan satu kesatuan.
2.      Progresif: adalah perubahan dalam perkembangan yang bersifat maju, meningkat, dan mendalam secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
3.      Berkesinambungan: adalah perubahan pada fungsi organisme berlangsung dan beraturan.
Selain dari tiga sifat-sifat perkembangan pada manusia. Ada tiga juga sifat –sifat perkembangan yang di lihat dari proses biologis, proses kognitif, dan sifat sosioemosi.
·        Proses Biologis merupakan perubahan yang menghasilkan sifat dasar fisik individu, karena gen-gen yang terdapat pada tubuhnya tersebut merupakan warisan dari orang tuanya. Seperti, perkembangan otak, tinggi, dan berat tubuh, perubahan dalam ketrampilan motorik, nutrisi, latihan fisik, perubahan hormoral di masa pubertas, semuanya mencerminkan pengaruh dari proses biologis terhadap perkembangan manusia.
·        Proses Kognitif pada proses ini, merujuk pada perubahan pemikiran, inteligensi, dan bahasa dari setiap individu. Memerhatikan mainan warna-warni yang berayun-ayun di atas yempat tidur bayi, membentuk kalimat yang terdiri dari dua kata seperti (ibu dan ayah), dan memecahkan tekateki silang, semua itu merupakan perubahan yang memakai proses kognitif.
·        Proses Sosioemosi perubahan ini mencakup dalam relasi individu dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan kepribadian. Senyum seorang bayi sebagai respons terhadap sentuhan ibunya, serangan agresif seorang anak laki-laki terhadap kawan bermainnya, perkembangan asertivitas seorang perempuan, kegembiraan seorang remaja di pesta perpisahan sekolah, dan afeksi dari pasangan lanjut usia, semuanya mencerminkan proses sosioemosi dalam perkembangan.
Dari sifat-sifat perkembangan pada manusia di atas dapat disimpulkan, bahwa sifat-sifat tersebut sangat berhubungan dari sifat satu dan sifat lainnya. Dan saling terlibat dalam satu kesatuan.
Pertumbuhan dan perkembangan walaupun hampir sama tetapi ada perbedaannya yaitu perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya sedangkan pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan fisik artinya bahwa individu tidak akan bertambahtinggi atau besar jika batas pertumbuhan tubuhnya telah mencapai tingkat kematangan.
Karakteristik Aspek Perkembangan Anak
1.      Perkembangan motorik
Seiring dengan perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik.Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit dan lincah.Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik, berenang, main bola dan atletik. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan.
Dengan kata lain, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar anak di sekolah dasar. Pada masa usia ini, kematangan perkembangan motorik umumnya sudah dicapai, karena itu anak sudah siap untuk menerima pelajaran keterampilan.
2.      Perkembangan intelektual
Intelektual merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak.
Intelektual sering kali disinonimkan dengan kognitif, karena proses intelektual banyak berhubungan dengan berbagai konsep yang telah dimiliki anak dan berkenaan dengan bagaimana anak menggunakan kemampuan berfikirnya dalam memecahkan suatu persoalan. Dalam kehidupannya mungkin saja anak dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan, anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya. Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar, karena sebahagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir. Kedua hal ini merupakan aktivitas kognitif yang perlu dikembangkan.
Perkembangan struktur kognitif berlangsung menurut urutan yang sama bagi semua anak. Setiap anak akan mengalami dan melewatisetiap tahapan itu, sekalipun kecepatan perkembangan dari tahapan-tahapan tersebut dilewati secara relatif dan ditentukan oleh banyak faktor seperti : kematangan psikis, struktur syaraf, dan lamanya pengalaman yang dilewati pada setiap tahapan perkembangan. Mekanisme utama yang memungkinkan anak maju dari satu tahap pemungsian kognitif ke tahap berikutnya oleh Piaget disebut asimilasi, akomodasi dan ekuilibrium.
Para ahli psikologi perkembangan mengakui bahwa pertumbuhan itu berlangsung secara terus menerus dan mengikuti suatu tahapan perkembangan. Piaget melukiskan urutan perkembangan kognitif ke dalam empat tahap yang berbeda secara kualitatif yaitu : (1) tahap sensorimotorik (lahir – 2 tahun), (2) tahap praoperasional (2 - 7 tahun), (3) tahap operasional konkrit (7 -11 Tahun)dan (4) tahap operasional formal ( 11 - 16 tahun). Dari setiap tahapan itu urutannya tidak berubah-ubah. Semua anak akan melalui ke empat tahapan tersebut dengan urutan yang sama. Hal ini terjadi karena masing-masing tahapan berasal dari pencapaian tahap sebelumnya. Tetapi sekalipun urutan kemunculan itu tidak berubah-ubah, tidak menutup kemungkinan adanya percepatan untuk melewati tahap-tahap itu secara lebih dini di satu sisi dan terhambat di sisi lainnya.
3.      Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomuniasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambar, gambar atau lukisan. Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama. Usia sekolah dasar merupakan masaberkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada masa awal sekolah dasar (usia 6 tahun) anak sudah menguasai sekitar 2500 kata, usia 8 tahun 20000 kata dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah menguasai sekitar 50000 kata (Abin Syamsudin M, 1991; Nana Syaodih S, 1990).
Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak adalah :
1.      Proses kematangan, dengan perkataan lain anak menjadi matang (organ-organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata.
2.      Proses belajar, yang berarti anak yang sudah matang untuk berbicara mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan.kata-kata yang didengarnya.
Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak, sehingga pada usia anak masuk sekolah dasar, sudah sampai pada tingkat : (1) dapat membuat kalimat yang lebih sempurna, (2) dapat membuat kalimat majemuk, dan (3) dapat menyusun dan mengajukan pertanyaan. (4) Perkembangan Sosial Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangandalam berhubungan sosial atau merupakan suatu proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi maupun moral agama. Perkembangan sosial pada anak usia 8 tahun sudah mulai ditandai dengan adanya perluasan hubungan di samping dengan keluarga juga dengan orang dewasa dan teman lain disekitarnya.
Selain dari itu, pada usia ini anak mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau dengan teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungansosialnya menjadi lebih luas. Pada usia sekolah dasar anak sudah mulai memiliki kesanggupan untuk menyesuaikan diri dari sifat egosentris (berfokus pada diri sendiri) kepada sikap yang kooperatif (bekerjasama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain). Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang).
4.      Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangandalam berhubungan sosial atau merupakan suatu proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi maupun moral agama. Perkembangan sosial pada anak usia 8 tahun sudah mulai ditandai dengan adanya perluasan hubungan di samping dengan keluarga juga dengan orang dewasa dan teman lain disekitarnya. Selain dari itu, pada usia ini anak mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau dengan teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungansosialnya menjadi lebih luas.
Pada usia sekolah dasar anak sudah mulai memiliki kesanggupan untuk menyesuaikan diri dari sifat egosentris (berfokus pada diri sendiri) kepada sikap yang kooperatif (bekerjasama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain). Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang). Anak merasa tidak senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya. Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
5.      Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah dasar, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidak dapat diterima dalam masyarakat. Anak mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh.
Apabila anak dikembangkan dalam lingkungan keluargayang suasana emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil. Akan tetapi apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil dan kurang kontrol misalnya melampiaskan kemarahan dengan sikap agresif, mudah mengeluh, kecewa atau pesimis dalam menghadapi masalah, maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil.
6.      Perkembangan Moral
Moral (kata latinnya “moris”) merupakan suatu adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas adalah kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral.
Yang termasuk dalam katagori nilai-nilai moral adalah: (1) seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain, dan (2) larangan mencuri, berzina, membunuh meminum minuman keras dan berjudi. Seseorang dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.




PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnyajuga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SESORAH TATA KRAMA

“TRI PANTANGAN TAMANSISWA”

Naskah Film Dokumenter