Yang Tak Pernah Padam

Ada bara yang tak memerlukan sumbu,

tak juga angin.

Ia hidup dari rahasia

dari amarah yang dipeluk terlalu lama

hingga berubah jadi pelita.


Mereka pikir ia padam

karena tak lagi berteriak,

padahal ia sedang jadi abu

yang sabar menunggu angin berikutnya.


Di dada, api berjalan pelan,

mengunyah bekas doa yang gagal,

menyisakan aroma logam dan waktu.

Kadang ia bicara, kadang diam,

tapi selalu tahu kapan harus membakar

dan kapan harus menyala tanpa cahaya.


Ia tak lagi menyalakan api untuk hangat.

Ia membiarkannya tumbuh jadi takdir.

Karena ada jenis kekuatan

yang lahir bukan dari perang,

tapi dari kesediaan untuk terbakar sendirian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SESORAH TATA KRAMA

“TRI PANTANGAN TAMANSISWA”

Naskah Film Dokumenter