Bisikan yang Tak Pernah Selesai
Ada cahaya samar di matamu,
bukan terang,
lebih mirip bulan yang enggan penuh.
Langkahmu tenang,
tapi aku dengar riuh yang kau sembunyikan,
serupa hujan jauh di balik gunung,
tak terlihat-hanya terasa.
Kau seperti detik yang menggantung,
tidak pernah jatuh,
tidak pernah selesai.
Dan entah mengapa,
setiap diam darimu terasa seperti doa,
doa yang tak pernah diucap,
tapi terus hidup,
menyelinap di udara,
menemukan ruang di dada siapa pun yang dekat.
Kau bukan api,
kau bukan laut,
kau adalah senja yang abadi
indah karena tak pernah benar-benar dimiliki.
Komentar
Posting Komentar