Bara di Bawah Abu

Tak ada langkah yang tergesa

namun lantai belajar diam setiap kali ia lewat


udara menggulung perlahan,

seperti tahu batas antara hiruk dan hening


tangan tak perlu menunjuk arah

semesta sudah paham kemana ia mengarah


matahari tak berani menatap terlalu lama,

karena cahaya kecil di dadanya

lebih sabar dari fajar


ia bukan api,

tapi sesuatu yang membuat api mengingat asalnya


tidak berisik, tidak menuntut,

namun setiap bayangan yang menempel padanya

jadi jujur tanpa sempat pura-pura


di dunia yang suka membakar segalanya,

ia memilih menjadi bara

diam, tapi abadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SESORAH TATA KRAMA

“TRI PANTANGAN TAMANSISWA”

Naskah Film Dokumenter