Cahaya Palsu
Cahaya palsu menari di atas lumpur,
berpura-pura jadi bintang.
Kilau itu haus tepuk tangan,
padahal tenggelam setiap kali mata menutup.
Angin membisikkan pujian kosong,
menyusup ke celah topeng yang licin.
Ia tertawa kecil,
tak sadar suaranya hanya gema dari kebohongan sendiri.
Lantai pun jemu menahan langkah yang tak tahu arah,
selalu melingkar,
selalu takut jatuh,
selalu ingin terlihat berdiri tegak.
Ia terus berdetak,
bukan karena hidup,
tapi karena takut tak terdengar lagi.
Dan di tengah keramaian yang tak punya suara,
ada sesuatu yang menatap kosong
terlalu terang untuk jujur,
terlalu sunyi untuk benar-benar ada.
Dan di sudut paling terang ruangan,
ada bayangan yang bertepuk tangan
bukan karena kagum,
tapi karena tahu:
semua cahaya di sini hanya memantulkan debu.
Komentar
Posting Komentar