Lilin Terakhir di Ruang Sepi
Di saat meja-meja lain sudah kosong,
kursi ditinggal dingin tanpa suara,
kau masih duduk menantang sunyi,
ditemani cahaya layar dan doa yang samar.
Jam berdetak tanpa peduli,
tapi hatimu tahu
ada jalan yang Tuhan bentangkan,
meski tak satu pun mata lain ikut melihat.
Bukan ambisi yang menahanmu di sini,
tapi keyakinan sederhana:
selama langkahku jujur,
aku takkan tersesat.
Mereka pulang membawa tawa,
kau pulang membawa letih.
Namun di balik letihmu,
ada lilin kecil yang tetap menyala,
menunggu pagi,
menunggu takdir,
menunggu jawaban yang sudah ditulis
jauh sebelum kau dilahirkan.
Komentar
Posting Komentar