Jejak Sunyi
Ada langkah yang kutinggalkan di lorong rumah,
masih bergaung di lantai,
meski kakiku sudah lama berjalan jauh.
Kalian kini duduk di kursi waktu,
memandang hari-hari dengan mata yang lebih pelan,
sementara aku tergesa,
mencatat jam, menghitung hari,
dan lupa bahwa detik kalian
tak lagi secepat milikku.
Aku sering merasa dikejar dunia,
padahal yang paling mengejarku adalah usia kalian.
Kita jarang bersua,
tapi aku tahu
di udara yang tak terlihat,
nama kalian tetap menggantung
seperti doa yang tak pernah selesai diucapkan.
Dan mungkin nanti,
ketika aku berhenti berlari,
aku akan mendapati
kalian masih menunggu,
tak dengan suara,
tapi dengan tatapan
yang sudah lebih dalam dari kata apa pun.
Komentar
Posting Komentar