Teduh Tanpa Nama
Ia datang tanpa tanda,
bukan kilat yang membelah langit,
bukan suara yang menuntut ruang.
Hanya teduh,
seperti bayangan pohon
di tengah siang yang lelah.
Tak ada nama yang melekat,
tak ada teriak ingin diingat.
Ia cukup diam,
dan diamnya
menjadi bahasa paling jujur
yang pernah kau dengar.
Ia seperti embun
yang tak pernah meminta matahari,
tapi selalu hadir
untuk mendinginkan luka semalam.
Kau tak tahu dari mana asalnya,
atau ke mana ia akan kembali.
Yang kau tahu hanya ini:
dalam ribut dunia
yang membuatmu hampir pecah,
ada satu sosok
yang cukup dengan hadirnya,
sudah menyelamatkanmu.
Ia - teduh,
tanpa nama.
Komentar
Posting Komentar