Sebelum Segalanya Tenang

Tak ada arah,

tapi langkah tahu kemana harus reda.


waktu berhenti jadi ukuran,

hanya detak halus yang tersisa 

seperti napas batu,

seperti doa yang menolak suara.


segala yang dulu ingin dimenangkan,

perlahan kehilangan bentuknya.


yang tinggal hanyalah kesadaran lembut:

bahwa tenang bukan berarti selesai,

hanya berarti tak lagi menolak apa pun.


dan di ruang yang sepi itu,

semesta menunduk pelan,

karena akhirnya mengerti

bagaimana sesuatu bisa hidup

tanpa ingin apa-apa lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SESORAH TATA KRAMA

“TRI PANTANGAN TAMANSISWA”

Naskah Film Dokumenter